Selasa, 09 Desember 2014

QUANTITY VS QUALITY – WHO WINS?

One can say a lot of things about digital advertising but one thing is for sure, it’s truly a numbers game. A while ago we looked at acronyms that rule the digital advertising landscape. Back then the acronyms were related to advertisers and publishers, two important players. Today it’s time to look at another digital advertisers’ favorite: CPM.
The CPM metric can best be described as the price that advertisers pay per 1000 page impressions. The higher the CPM, the more money the publisher will earn for every 1000 page views. You see why this acronym is a rather important one.
Even though CPMs are an important metric it is a rather flaky one at the same time,  and tend to fluctuate greatly. Moreover the metric has come into criticism recently, since its prices is based on amount of impressions, and therefore values quantity higher than quality. Critics highlight that measuring only impressions leaves out an important factor. This factor is engagement. Naturally this is a concern that is often highlighted on the advertiser site of the game. If an advertiser only pays based on impressions an advertiser potentially ends up paying for impressions that have never seen their ad consciously, nor even subconsciously. CPM only gives insights into how many see an ad but not about their level of engagement. You for example, you are part of a CPM when you read content online. Yes, you are pretty much one millionth of a CPM. But do you see the ads that are served on various sites? Did this post come with a picture? Which ad was in the picture? Did you click the ad? By thinking about our own online behavior we gain insights into the shortcomings of CPM as a measurement model.
Related to this is something that at a first glance only seems remotely connected. The strong need to understand each impression in great detail.This means for example that it becomes important not only from which location, but also from which type of location a publisher is offering them to bid on an impression. The players are basically profilers that gather all the information about a single impression (or user) and create a profile. They know where he went and what kind of products he is interested in. This might sound creepy at first, but is important to know if we want to offer a relevant service for the consumer and increase viewability at the same time. And this is where we come full circle back to where we started: CPM.
In order for publishers to earn better CPMs it is important that each of the impressions are profiled and understood in order for advertisers to offer their services for consumers with the highest interest. This in the end creates a win-win-win situation that we so love. In fact it’s pretty much like buying shoes. One can either buy a million cheap shoes or less and more expensive shoes. Chances are the more expensive shoes will last longer. What do you think? Will impression quality be the dominant force in digital advertising?

Sabtu, 29 November 2014

Pemimpin yang memimpin


Kepemimpinan atau leadership merupakan ilmu terapan dari ilmu-ilmu sosial, sebab prinsip-prinsip dan rumusannya diharapkan dapat mendatangkan manfaat bagi kesejahteraan manusia. Orang-orang memiliki presepsi bahwa kita memiliki kompetensi/kemampuan yang lebih tinggi atau pengalaman yang lebih banyak sehingga dipilih menjadi pemimpin dipilih menjadi pemimpin (kebudayaan Indonesia) sehingga memberi perlakuan istimewa kepada pemimpin, kebutuhannya yang didahulukan dan keinginannya dinomorsatukan.
Pakar kepemimpinan John Gardner mengungkapkan bahwa ketika Amerika didirikan pada 1776 dengan sekitar tiga juta penduduk, negara tersebut memiliki enam pemimpin kelas dunia : George Washinton, John Adams, Thomas Jefferson, Benjamin Franklin, James Madison dan Alexander Hamilton. Pada tahun 1987 dengan populasi lebih dari 240 juta penduduk, Amerika seharusnya memiliki 480 pemimpin kelas dunia. Namun dimanakah mereka?  Para kepala institusi tersebut tidak tepat disebut “pemimpin” karena sebagian besar mereka tidak melakukan fungsi kepemimpinan sebagaimana mestinya.


Kepemimpinan tidak identik dengan  posisi, kepemimpinan adalah sebuah fungsi. Robert Greenleaf menulis bahwa kualitas kepemimpinan sebuah bangsa dapat diukur dari kondisi masayarakat yang berada di lapisan paling bawah, yang marjinal dan minoritas. Riset menunjukkan bahwa etika bisinis seringkali hanya menjadi retorika manis di bibir karena para pemimpin perusahaan bertindak tidak etis dalam relasinya dengan para pegawai, pelanggan, pemegang saham dan publik secara luas.

Silahkan kunjungi : Purpose driven leadership and how it is transforming suntrust

Ada empat dasar kepemimpinan efektif, yaitu:
  • Penentuan tujuan
Seorang pemimpin harus memastikan dari awal bahwa semua anggota teamnya memahami maksud dan tujuan organisasi. Sebagai seorang pemimpin dia harus mengetahui apa yang menjadi visi dan misi dari organisasi/ perusahaan tersebut yang juga mendasari dari masing-masing anggota. Tanpa mengetahui apa yang menjadi visi dan misi makanya seorang pemimpin akan kehilangan arah dan tujuan dari organisasi/ perusahaan. Tidak hanya pemimpin namun anggota team juga akan mengalami kehilangan arah dalam memacu roda organisasi.

  • Komunikasi
Seorang pemimpin harus bisa berkomunikasi dengan anggota team-ny dengan melalui media yang bisa digunakan. Tetapi seorang pemimpin juga harus bisa melihat cara berkomunikasi yang efektif selain menggunakan media, bertemu dengan team dan memastikan setiap anggota teamnya memahami apa yang dikomunikasikannya tersebut.

  • Kepercayaan
Komunikasi yang efektif didasari dengan adanya saling percaya antara pihak-pihak yang terlinat dalam komunikasi tersebut, dalam hal ini pemimpin dengan bahawannya. Kemudian penentu arah tujuan juga sudah menjadi komitmen bersama dan menjadi kepercayaan. Sehingga bahawan juga bisa menjadi percaya keapad pemimpin.

  • Akutanbilitas (pertanggung jawaban)
Akutanbilitas adalah proses di mana seorang individu atau sebuah institusi mampu mempertanggungjawabkan setiap aksi yang mereka lakukan dan setiap konsekuensi yang ditimbulkan oleh aksi tersebut. Semakin tinggi posisi pemimpin dan semakin penting peran pemimpin, semakin besar juga lingakaran pengaruh yang ia miliki dan yang kepadanya ia harus akuntabel. Mampu membuka diri terhadap orang lain terutama yang berada di lingkaran pengaruhnya karena tanpa membuka diri maka dia tidak akan bisa mempertanggungjawabkan sesuatu dan akan berjalan dengan terpaksa, tidak tulus serta superfisial.

Dalam bisnis seorang pemimpin perusahaan harus bisa memilih mana yang akan dijalankan perusahaannya. Demikian pula dalam kepemimpinan negara, sangat dibutuhkan kemampuan serta dapat mengambi keputusan tepat dan berani. Tanpa memilih dan mengambil keputusan maka akan sulit juga dalam menentukan masa depannya.
Ketika memimpin, seorang pemimpin juga harus menegaskan perannya sebagai pimpinan. Karena peran pemimpin sangat perlu juga diketahui oleh anggotanya. Kepemimpinan juga tentu akan berbeda dalam setiap masa. Mengapa demikian? Karena faktanya bahwa arus globalisasi dan teknologi informasi sekarang begitu cepat, kita bahkan dengan mudah apa yang terjadi diluar negeri atau di tempat lain.

Sumber : icalbakrie

Minggu, 23 November 2014

Just share : Entrepreneurial Leadership Ahok Way

[Free] Premium Course : Entrepreneurial Leadership Ahok Way dibit.ly/uceoher-ahok
Daftar kuliah Entrepreneurial Leadership Ahok Way dibimbing langsung oleh Bpk. Basuki Tjahaja Purnama, Gubernur DKI Jakarta. 
Kuliah ini gratis, dan semua materi diberikan secara online.
Kuliah ini telah dapat di ikuti dan telah dilaunching oleh Pak Ahok pada hari Jumat, 21 November 2014

‪#‎AhokWay‬ ‪#‎uceo‬ ‪#‎ciputra‬ ‪#‎ciputrauceo‬ ‪#‎startup‬ ‪#‎entrepreneurship‬‪#‎leadership‬ ‪#‎uc‬ ‪#‎ahok‬ ‪#‎btp‬


Kuliah ini berusaha untuk mengali dari cara kepemimpinan dari Bapak Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang juga memiliki unsur Enterprenuer. Disini kita semua dapat mempelajari tentang bagaimana caranya membangun kepercayaan publik. Selain itu kita juga dapat belajar akan prinsip-prinsip pememerinthaan untuk mewujudkan keadilan sosial dan pentingnya akan intergritas dalam pemerintahan dan kepemimpinan didalam menjalankan suatu organisasi. Tidak hanya itu kita juga mendapatakan inspirasi yang membantu kita dalam memberikan sebuah motivasi daan tantangan dalam masyarakat modern.

Belajar menjadi seorang pemimpin tidak hanya belajar dari orang lain namun kita juga bisa belajar bagaimana kita belajar memipin diri kita sendiri sebelum akhirnya kita memimpin akan orang lain. Di pembelajaran secara online ini tidak hanya Bapak Ahok yang akan membimbing tetapi juga dari Bapak Sen Sendijaya yang akan membagikan materi yang terkait tentang kepemimpinan yang efektif, konviksi, visi, intergritas dan akuntablitas.

Lalu kemudia akan ada juga Bapak Tony Antonio selaku Rektor dari Universitas Ciputra dan Bapak Antonius Tanan yang akan membagikan materi terkait dengan kepemimpinan dan intergritas di dunia bisnis serta bagaimana menentukan visi pribadi juga bagaimana melatih dan menumbuhkan kreatifitas dalam diri.

Selengkapnya silahkan juga buka di : http://www.ciputrauceo.com/?utm_source=UMCNov2014&utm_medium=Hernote&utm_campaign=CampNov14

Senin, 08 September 2014

Me and my life

Welcome,

Sekian lama tidak menulis blog akhirnya menulis juga, *haha..

Bingung juga nih, mau bahas apa.. Hmm, okay let's start..

Ada banyak kejadian yang menyenagkan didalam hidupku, ada juga yang bagian yang tidak menyenang kan. Serasa aku menulis buku kehidupan ku, lembar per lembar memiliki bagian-nya sendiri dan itu adalah bagian dimana aku ada disitu dan menjalani apa yang aku tulis. Namun ada juga bagian yang terhilang karena rusak oleh diriku sendiri.



Mengapa aku bercerita seperti ini? Karena aku mengalaminya dan berjalan dengan itu. Lalu aku mengalami apa? Yang pertama adalah lembar tentang keluarga, disini aku mau bercerita tenang apa yang aku alami di keluarga ku. Pertama aku bersyukur karena aku mempunyai keluarga seperti ini, aku tau Tuhan menempatkan aku di keluarga ini tidak kebetulan namum Tuhan memiliki maksud dan tujuan yang harus aku hadapi. Pada kenyataannya sebenarnya aku sedih dengan kehidupan ku, mengapa? Karena aku merasa ada banyak tekanan yang aku hadapi terutamanya sebagai anak pertama. Mungkin kedua orang tua ku tidak pernah menyadari atau pun menyadari akan hal ini, tekanan yang aku alami tentu bukan tekanan batin yang sangat mendalam tetapi tekanan bagaimana tuntutan sebagai anak pertama itu tidak mudah dijalani.

Pernah aku sempat kecewa juga dan emosi pada diri sendiri karena aku kesal terhadap kedua orang tua ku terutama kepada mama ku, aku merasa mama terlalu berlebihan di dalam mendidik bahkan ketika aku bertengkar dengan mama, sering kali mama melontarkan kalimat yang menurut ku aku tidak begini, mama tidak pernah merasa kan dll. Namun aku kembali melihat dan mencoba memperbaiki apa yang menjadi kesalahan ku, satu demi satu aku coba tetapi yang aku tau itu berbeda dari apa yang seharusnya aku lakukan. Ketika aku bersedih dan prihatin kepada keluarga ku di saat susah, mama melihat itu seakan-akan aku tidak pernah peduli sama keluarga. Apa salah ku?! Okay itu belum bisa aku bukti kan kepada mama, tetapi suatu saat akan aku bukti kan begitu laa yang terlintas dipikiran ku. Apa yang bisa aku pelajari dari hal-hal seperti ini? Yang bisa ku pelajari adalah jadilah anak yang bisa membanggakan orang tua dan buktikan bahwa aku bisa berbakti serta berbalas budi.

Kemudian aku membuka lembar baru lalu menulis tentang kehidupan ku yang lain. Aku bersyukur karena aku bisa kuliah di luar kota, karena ini adalah kemauan ku yang sangat keras itu berarti segala resiko juga harus bisa aku hadapi. Pada awal aku menjalani perkuliahan ku di kota yang baru tempat dan lingkungan yang baru serta pergaulan yang baru, aku mulai terikut arus. Kenakalan yang dulu aku lakukan sewaktu SMA itu terulang lagi, dan kali ini itu sangat parah hingga mengagalkan ku di 2 mata kuliah. Mengapa itu terjadi? Disini laa aku mencoba mengambil point utama, awal sebelum masuk kuliah aku sangat senang dan bangga karena Tuhan selalu menuntun ku dengan memberikan ku kemampuan menjalani sekolah dari SD-SMA dan yang terpenting aku selalu lulus dan belum pernah merasa kan yang namanya tidak lulus, hingga itu terjadi pada saat perkuliahan. Aku begitu kaget dan sempat down bahkan aku sampai men-jugde Tuhan mengapa Tuhan melakukan ini pada ku, sungguh tidak adil?! Aku malu pada diri ku sendiri, malu pada keluarga, bahkan teman-teman ku. Tetapi apa yang terjadi pada ku merupakan suatu pembelajaran yang sangat-sangat berharga bagi ku, aku akhirnya perlahan bisa menerima akan hal ini dan meminta ampun pada Tuhan karena aku sudah men-jugde Tuhan yang begitu parah aku ucapkan.

Mungkin hal seperti ini tidak pernah terjadi, tetapi ketahui laa apa yang kamu taruh diatas jangan pernah lupa yang dibawa. Karena kamu tidak akan bisa mengubah apa yang dibawa menjadi yang diatas. Yang diatas adalah kesuksesan mu, yang dibawa adalah kegagalan mu belajar lah dari kegagalan mu. Jangan membuat lubang yang sama dan jangan pernah berusaha membuatkan lubang bagi orang lain. Kehidupan semakin berjalan roda yang berputar akan menentukan kamu akan berhenti dimana dan kamu harus menjalani-nya. Tuhan aku bersyukur selama hidup ku aku tidak pernah mengalami hal-hal yang benar-benar membuat sampai hidup ku hancur. Aku bersyukur juga karena selama aku tinggal diluar kota paling tidak aku sudah bisa buktikan ke orang tua ku, kalau aku tidak pernah sakit yang membuat aku sampai masuk rumah sakit. Lalu kemudian aku menutup lembar ini dan bersiap membuka lembar baru di hari esok.


Hari esok pun tiba, saatnya aku menulis pada lembar yang baru. Dimana pada lembar ini aku akan bercerita tentang cinta.. *Ciye~ Wkwk*
"Semakin ku kejar, semakin kau jauh.. Tak pernah letih tuk mendapatkan mu.." Seperti lirik lagu ini, itu lah yang aku alami. Berawal dari pertemanan biasa, namun kali ini aku berteman dan selama pertemanan itu ada yang berbeda awalnya aku hanya merasa ini feeling yang cuma sekedar feeling biasa. Ternyata itu berkembang, tetapi tidak menghasilkan apa-apa. Karena orang yang aku kejar ternyata masih menyimpan perasaan pada orang lain yang sebelumnya juga adalah kekasihnya. Lama setelah itu aku sendiri mulai menempatkan diri ku pada posisi netral dimana aku harus bersiap kalau seandainya memang benar dia adalah jodoh ku dia pasti akan nembak aku dan saat itu juga pasti akan mengatakan "YES !" Tetapi aku juga harus siap menjauh kalau memang dia bukan jodoh ku. Masa galau kan? Segala cara aku coba sambil berharap dia jadi jodoh ku, seriring waktu berjalan itu tidak seusai harapan. Aku belajar satu hal "Pengharapan yang tinggi akan mendatangkan kekecewaan" Sakit bukan? Namun coba terapkan itu agar sakit itu tidak berlanjut. Banyak laa sii yang aku alami di kisah cinta ku ini tapi hanya orang-orang tertentu yang tau, dan menurut ku itu tidak penting untuk serkarang. Yang pasti berharap laa pada Tuhan, karena pemberian yang pasti berasal dari Tuhan.

Kini saatnya aku masuk di lembar dimana aku menceritakan tentang diri ku. Nah, biar kalian-kalian itu bisa membuka mata dan pikiran bahwa aku tidak seperti yang kalian pikirkan kan, tapi kalau masih beranggapan seperti apa yang kalian pikirkan yaa it's ok, itu juga merupakan hak kalian untuk menilai seseorang. Orang seperti aku ini adalah orang lumayan terbuka untuk bercerita, tapi parahnya disaat akau galau aku sangat membutuhkan orang yang bisa dipercaya dan juag dia bisa menjadi tempat dimana ketika aku curhat dia bisa memberikan solusi yang baik bukan solusi yang makin menjadi-jadi atau parah. Aku juga sangat senang dengan orang yang mau berkata jujur didepan ku ketimbang manis didepan tetapi busuk dibelakang. Paling benci nih, aku melihat orang yang ketika ada masalah dia diam tanpa menyelesaikan paling tidak kasih tau laa salah ku dimana kalau memang aku yang salah atau aku terlibat didalam masalah tersebut.

Sekian dulu yaa blog hari ini yang aku tulis, next aku akan menulis tentang cerita-cerita yang lebih baik dan mungkin bisa menjadi inspiratif bagi mereka yang membacanya ^^

Jumat, 29 Agustus 2014

Friendship in your life

Do you have a best friend? What do you think about best friend?  What is best friend? To me, best friend is important. Why? Because human is a social being and no one can live by herself. Human needs a friend or a best friend that can accompany her in sad or happy situations. The presence of a best friend is not a thing to replace your spouse or lover.
Speaking of companions for us would have been familiar with the meaning of a friendship. To me, friendship is where I can really find care, as a place for me to express the feelings I feel inside and also a love for a best friend. When I was in high school, I make friends with everyone, but there is no one that I could call “my best friend”. As the time went by, finally I found a best friend. It started because we shared stories and experiences. Shortly, I took her as my best friend, but I didn’t make friends with only one person, but also with the other 5 people. To me, this is the first time that I can really find a friendship where each one of us tell stories about our experiences, helping each other, and we do open up and the most important thing is that friendship is a place where it gives you many colors in your life, also becomes the most beautiful moment which you won’t be able to forget.
Then, how can we keep that friendship? Everything that we went through, sometimes it’s tiring and annoying, the same goes when we gather together with our best friends. Friendship sometimes go through something like this, but this is where the value that make this friendship beautiful, exists. Friendship won’t always go smoothly, but it needs a long process, just like sharpening an iron, friendship is about when a best friend sharpen her best friend.
Having a true friend is more valuable than a thousand friends selfish. In its heyday, the friends we know. In tribulations, we know our friends. Everyone will need true friends, but not everyone managed to get it. Many people who have enjoyed the beauty of friendship, but there are so devastated his best friend betrayed.

That in friendship with anyone, even if have to go through joy, pain, get entertained, get hurt, get cared for, get disappointed, or maybe get ignored : remember that all that happen is not for the purpose to hate, and a best friend won’t hide her mistake to avoid the conflict, but exactly because of their love, they will take the liberty to scold other genuinely.

my video -> Hillsong - God Is Able (playlist)



http://www.youtube.com/playlist?list=PL710A04915C7D6188

This is my favorite video, check it out guys! :)

Senin, 28 April 2014

my life experiences

Hi guys, today I’m sharing my life experiences.
I knew I was innocent but that doesn’t mean I’m plain in attitudes and other etc. I felt sick was always plagued with strange people. But I don’t care because I ‘m sure it’s strange people don’t know who I am.
Making a decision isn’t an easy thing because it will affect when one decides. I was at that time got a job offer where for the first time I feel this job is what I had hoped for, a job that can provide their own income , change lives and recognized a lot of people . When deciding on a choice I feel upset , At the moment I want to decide on a choice of one side I feel sure that it is a blessing that God ‘s love for me so I do not have to struggle too long but on the other hand it turns out it is also very risky . This is the moment I have to determine because the longer I do not specify it would seem increasingly being pursued. I wonder if this will happen ? Am I the person who cannot defend what I say?
One year passed and then the Lord showed me an offer of employment where this work can also provide passive income and can also change lives. I was thinking maybe it’s time for me to join without much thought too long again I would try to go into this business , but what I see what I feel though only just the beginning of a business trip I felt something different but the differences that still not able to achieve it . I pray that this is a business that suits me then I ‘ll do it .
Before I join this business turns me on to arrange a meeting back by old friend and he was also told about the business that he lived. I was asked and he said this is very fun to live especially that from the beginning I did not understand this business. I heard about it and I was impressed passable said that I also want to try to build and learn with this business.
Eventually I was introduced by people who make a business of this, I also explained in more detail . Through all of that I think that I live alone I certainly could not , I was looking for a partner and I run across with partners that also turned out to have passion in business like this. I’m grateful that I could get a job like this, although there will be those who laugh, even if it may be said that a business like this is what you should do instead of through the help of others . Here was my challenge to face, no matter if it should happen to me, but for sure I will do with the Traffic that is until one day I can prove to others that what they say it is not appropriate due to the fact that I can do.
In life we ​​often have many events or incidents that can sometimes make us stressed, must be involved in a problem and so forth. I learned that even though life is hard to live however if we carry this life as fun and take it seriously, we probably would not have a perception of life that is difficult , life is hard, etc. . One day while night before bed suddenly my heart was moved to read the musings have been very rare I want to read, when I read I was so shocked because I read so reflections admonish me so I tried to reflect back on why I was scolded by a sentence who said that being a leader must have a spirit of gentleness, willing to admit mistakes and be willing to change what a mistake that has been done, as well as respect for fellow team work.
I pondered it, again I tried to remember where the first time my friend gave me the post of a chairman to be in one team work. But what I am doing, I have destroyed that chance. I cried when I recall an incident where I did not have a spirit of gentleness, run in accordance with the heart work hard and dismissive partners. At the time when I contemplate I pray and I say first where the best opportunity that I was given, but I was wrong in using the occasion and eventually I’ll never get that chance again. I just hope one day I can get the same opportunity and I promise that I be given the same opportunity again I will try to be the best for my team and also pointed it that I could do it.
Day after day passed I returned to my routine as a student, until I fell again in failure for the 2nd time. Really how stupid I am, I cannot use the opportunity but will look like it used to. I don’t think my failure this time has made it all must be delayed, how disappointed I was on my own I am ashamed of myself because on one hand I cannot give happiness to my parents but on the other hand this is not the end of my struggle as long as I was educated.
Maybe this is just a little thing I experienced many things that can make me fail in the case of large but starts from little things I learned that when I’m facing a major failure that I should have been able to think up how I live it.

Advertise