Kepemimpinan atau leadership merupakan ilmu terapan dari ilmu-ilmu sosial, sebab prinsip-prinsip dan rumusannya diharapkan dapat mendatangkan manfaat bagi kesejahteraan manusia. Orang-orang memiliki presepsi bahwa kita memiliki kompetensi/kemampuan yang lebih tinggi atau pengalaman yang lebih banyak sehingga dipilih menjadi pemimpin dipilih menjadi pemimpin (kebudayaan Indonesia)
sehingga memberi perlakuan istimewa kepada pemimpin, kebutuhannya yang
didahulukan dan keinginannya dinomorsatukan.
Pakar kepemimpinan John Gardner mengungkapkan bahwa ketika
Amerika didirikan pada 1776 dengan sekitar tiga juta penduduk, negara tersebut
memiliki enam pemimpin kelas dunia : George Washinton, John Adams, Thomas
Jefferson, Benjamin Franklin, James Madison dan Alexander Hamilton. Pada tahun
1987 dengan populasi lebih dari 240 juta penduduk, Amerika seharusnya memiliki
480 pemimpin kelas dunia. Namun dimanakah mereka? Para kepala institusi tersebut tidak tepat
disebut “pemimpin” karena sebagian besar mereka tidak melakukan fungsi kepemimpinan
sebagaimana mestinya.
Kepemimpinan tidak identik dengan posisi, kepemimpinan adalah sebuah fungsi. Robert Greenleaf menulis bahwa kualitas kepemimpinan sebuah bangsa dapat diukur dari kondisi masayarakat yang berada di lapisan paling bawah, yang marjinal dan minoritas. Riset menunjukkan bahwa etika bisinis seringkali hanya menjadi retorika manis di bibir karena para pemimpin perusahaan bertindak tidak etis dalam relasinya dengan para pegawai, pelanggan, pemegang saham dan publik secara luas.
Silahkan kunjungi : Purpose driven leadership and how it is transforming suntrust
Kepemimpinan tidak identik dengan posisi, kepemimpinan adalah sebuah fungsi. Robert Greenleaf menulis bahwa kualitas kepemimpinan sebuah bangsa dapat diukur dari kondisi masayarakat yang berada di lapisan paling bawah, yang marjinal dan minoritas. Riset menunjukkan bahwa etika bisinis seringkali hanya menjadi retorika manis di bibir karena para pemimpin perusahaan bertindak tidak etis dalam relasinya dengan para pegawai, pelanggan, pemegang saham dan publik secara luas.
Silahkan kunjungi : Purpose driven leadership and how it is transforming suntrust
Ada empat dasar kepemimpinan efektif, yaitu:
- Penentuan tujuan
Seorang pemimpin harus memastikan dari awal bahwa semua
anggota teamnya memahami maksud dan tujuan organisasi. Sebagai seorang pemimpin
dia harus mengetahui apa yang menjadi visi dan misi dari organisasi/ perusahaan
tersebut yang juga mendasari dari masing-masing anggota. Tanpa mengetahui apa
yang menjadi visi dan misi makanya seorang pemimpin akan kehilangan arah dan
tujuan dari organisasi/ perusahaan. Tidak hanya pemimpin namun anggota team
juga akan mengalami kehilangan arah dalam memacu roda organisasi.
- Komunikasi
Seorang pemimpin harus bisa berkomunikasi dengan
anggota team-ny dengan melalui media yang bisa digunakan. Tetapi seorang pemimpin
juga harus bisa melihat cara berkomunikasi yang efektif selain menggunakan
media, bertemu dengan team dan memastikan setiap anggota teamnya memahami apa
yang dikomunikasikannya tersebut.
- Kepercayaan
Komunikasi yang
efektif didasari dengan adanya saling percaya antara pihak-pihak yang terlinat
dalam komunikasi tersebut, dalam hal ini pemimpin dengan bahawannya. Kemudian
penentu arah tujuan juga sudah menjadi komitmen bersama dan menjadi
kepercayaan. Sehingga bahawan juga bisa menjadi percaya keapad pemimpin.
- Akutanbilitas (pertanggung jawaban)
Akutanbilitas adalah proses di mana seorang individu atau
sebuah institusi mampu mempertanggungjawabkan setiap aksi yang mereka lakukan
dan setiap konsekuensi yang ditimbulkan oleh aksi tersebut. Semakin tinggi
posisi pemimpin dan semakin penting peran pemimpin, semakin besar juga
lingakaran pengaruh yang ia miliki dan yang kepadanya ia harus akuntabel. Mampu
membuka diri terhadap orang lain terutama yang berada di lingkaran pengaruhnya
karena tanpa membuka diri maka dia tidak akan bisa mempertanggungjawabkan
sesuatu dan akan berjalan dengan terpaksa, tidak tulus serta superfisial.
Dalam bisnis seorang pemimpin perusahaan harus bisa memilih
mana yang akan dijalankan perusahaannya. Demikian pula dalam kepemimpinan
negara, sangat dibutuhkan kemampuan serta dapat mengambi keputusan tepat dan
berani. Tanpa memilih dan mengambil keputusan maka akan sulit juga dalam
menentukan masa depannya.
Ketika memimpin, seorang pemimpin juga harus menegaskan perannya sebagai pimpinan. Karena peran pemimpin sangat perlu juga diketahui oleh anggotanya. Kepemimpinan juga tentu akan berbeda dalam setiap masa. Mengapa demikian? Karena faktanya bahwa arus globalisasi dan teknologi informasi sekarang begitu cepat, kita bahkan dengan mudah apa yang terjadi diluar negeri atau di tempat lain.
Ketika memimpin, seorang pemimpin juga harus menegaskan perannya sebagai pimpinan. Karena peran pemimpin sangat perlu juga diketahui oleh anggotanya. Kepemimpinan juga tentu akan berbeda dalam setiap masa. Mengapa demikian? Karena faktanya bahwa arus globalisasi dan teknologi informasi sekarang begitu cepat, kita bahkan dengan mudah apa yang terjadi diluar negeri atau di tempat lain.